Apa itu Diabetes Melitus ?




Menurut Perkeni (PERKUMPULAN  ENDOKRINOLOGI  INDONESIA)  dan ADA (AMERICAN DIABETES  ASSOCIATION) ,Diabetes /  Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, gangguan kerja isulin atau keduanya.  Hiperglikemia kronik (kadar gula yang tinggi) pada DM berhubungan drngan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh .  Adanya  kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) yaitu ≥ 200 mg/dl dan gangguan  metabolism karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif maupun absolut, apabila dibiarkan tidak terkendali dapa terjadi komplikasi metabolik  akut maupun komplikasi vaskuler  jangka panjang yaitu mikroangiopati dan makroangiopati pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah.

Kesimpulannya, Diabetes mellitus adalah gangguan metabolism karbohidrat, protein dan lemak yang ditandai oleh hiperglikemia. Hiperglikemia terjadi karena akibat dari kekurangan insulin atau menurunnya kerja insulin.

Diabetes berasal dari kata yunani yang berarti mengalirkan atau mengalihkan, sedangkan melitus merupakan kata lain untuk madu atau gula. Sehingga diabetes melitus adalah penyakit dimana seseorang mengeluarkan atau mengalirkan sejumlah urina yang terasa manis.

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013  yang dilakukan terhadap  722.329 responden berusia diatas 15 tahun terdapat perubahan prevalensi total Diabetes mellitus. Prevalensi Nasional Penyakit Diabetes mellitus adalah 2,1%.Dan Propinsi yang mempunyai prevalensi penyakit Diabetes melitus diatas prevalensi Nasional yaitu: Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Gorontalo, Kalimantan Timur, Nanggroe Aceh, Jawa Timur, Papua, Sumatra Utara dan Maluku Utara. Penderita Diabetes melitus tertinggi di Propinsi Sulawesi Tenggara, kemudian diikuti oleh Propinsi Sulawesi Utara dan yang paling rendah Propinsi Lampung, .Propinsi Jawa Timur pada tahun 2007 dengan  prevalensi 1,4% dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan signifikan sebesar 2,5% dan Jawa Timur menempati urutan ke 10 di tingkat Nasional  penderita Diabetes mellitus (RISKESDAS).

Klasifikasi penyebab Diabetes (DM)


Gejala dan Tanda Diabetes Melitus 

     Gejala dan tanda-tanda Diabetes mellitus dapat digolongkan menjadi gejala akut dan gejala kronik yaitu :
  • Gejala  Akut Penyakit Diabetes mellitus
    • Gejala penyakit Diabetes mellitus dari satu penderita ke penderita lain bervariasi, bahkan mungkin tidak menunjukkan gejala apapun sampai saat tertentu. Permulaan gejala yang ditunjukkan meliputi serba banyak (poli) yaitu banyak makan (polifagi), banyak minum (polidipsi) dan banyak kencing (poliuri).Keadaan tersebut, jika tidak segera diobati maka akan timbul gejala banyak minum, banyak kencing, nafsu makan mulai berkurang/berat badan turun dengan cepat (turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah dan bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual, bahkan penderita akan jatuh koma yang disebut dengan koma diabetik.
  • Gejala Kronik Diabetes mellitus
    • Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita Diabetes mellitus adalah kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk jarum, rasa tebal di kulit, kram, capai, mudah nengantuk, mata kabur. Gatal disekitar kemaluan terutama wanita, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun, bahkan impotensi dan para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg.

Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis DM (Gustaviani,2006 dan PERKENI , 2011)


KRITERIA DIAGNOSA Diabetes (DM)  (PERKENI, 2011)

Berbagai keluhan dapat ditemuakan pada penyandang diabetes. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti dibawah ini :

  • Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat di jelaskan sebabnya.
  • Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan difungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.
Diagnosa DM dapat ditegakkan melalui tiga cara : 
  • Jika keluhan klasik ditemukan maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM.
  • Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik.
  • Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban 75 gram glukosa lebih sensitif dan spesifik dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus.

Langkah langkah Diagnostik Diabetes (DM)  dan Gangguan Toleransi glukosa


Management Diabetes Mellitus ( PERKENI )

Pilar pelaksanaan DM :
  1. Edukasi
  2. Terapi gizi medis
  3. Latihan Jasmani
  4. Intervensi Farmakologis ( Obat yang diberikan oleh dokter anda )